Awal Kenal Kajian Sunnah Part 2

in , by Rizka Amita Ridwan, September 20, 2021

 












Melanjutkan tulisan sebelumnya, tentang awal kami kenal kajian Sunnah. Jadi tak lama setelah aku mengaji di Lampung, suamiku dimutasi ke Makassar. Aku yang sempat galau, akankah pengajian ini berlanjut, akhirnya berdoa. Ya Allah, aku ridho dengan kepindahan ini. Tapi kumohon berikan kami lingkungan yang baik. Anak anakku semoga dapat sekolah yang baik. Menaiki pesawat Subuh hari meninggalkan kota Lampung terasa berat. Kutahan rasa di dada. 

Baca juga : Awal Kenal Kajian Sunnah Part 1

Hari itu, kembali baju dan  rok jeans A line  yang kupakai. Rok satu satunya. Sebenarnya bajuku banyak, tapi kebanyakan celana. Saat ini aku berusaha lebih sering pakai rok. Mau beli baju baru terasa tanggung. Nanti setelah urusan pindah selesai, akan kubeli rok dua atau tiga lagi. 

Bersama suami, aku membawa dua balita dan barang yang banyak (saat itu belum berlaku bayar bagasi jadi kami dapat duapuluh lima kg bagasi per orang. Total empat orang, dapat bagasi seratus kg). Barang yang kubawa lumayan banyak. Betul betul mirip pindahan. Biasanya orang pindahan pakai pick up, kali ini kami naik pesawat. Barang barang yang kubawa antara lain, dua kasur single bed, sudah di-wrapping untuk masuk bagasi. Ada rice cooker, baju dua koper besar, dan alat masak  sekardus. Sampai sampai petugas bandara tahu, "Ini mau pindah ya, Pak?" 
"Iya," jawab suamiku.

Dua kali transit capek juga. Dari Lampung ke Jakarta, lalu Jakarta ke Makassar. Di Makassar kami tinggal di dua hari di hotel, sebulan di kos an, sampai akhirnya sewa rumah. Kata suamiku rumah yang kami sewa, bakal dekat ke sekolah anak. Aku bingung. Kok bisa suamiku langsung daftar sekolah anak, tanpa kasitahu istrinya. Kesal mode, ON.

Walau awalnya curiga,  aku justru jatuh cinta di pandangan pertama, saat mendatangi sekolah anakku. Alhamdulillah dapat sekolah Sunnah. Gurunya bercadar semua. Kelas perempuan dan laki-laki dipisah bahkan sejak kelas satu. Masyaa Allah Tabarakallah, kebimbanganku dijawab tuntas oleh Allah disini. Allah dengar doaku, Alhamdulillah. 

Di sekolah ini, orangtua murid dikoordinir supaya ikut kajian bulanan. Di kajian bulanan itu, kami diarahkan lagi, mengikuti liqo yang anggotanya lebih sedikit, sekitar delapan orang. 

Jangan dipikir orang yang ikut pengajian itu, sudah alim semua. Kalau perempuan kan paling mudah dilihat dari pakaian ya. Nah, temanku ada yang harinya sudah gamisan kemana mana. Ada juga yang kalau ke sekolah anak, jilbab lebar, kalau kerja jilbab lilit. Yang hobi selfie juga ada. Ya begitulah. Apapun keadaan kami, kami datang kajian. Jangankan orangtua murid, bahkan OB sekolah dan Ibu Ibu sekitar yang bekerja sebagai ART  di komplek dekat sekolah, ikut kajian. 

Alhamdulillah rumah kami agak besar.  Ada halaman depan yang bisa ditaruh jemuran dan pot bunga. Rumah itu dekat kantor. Semua bagus. Satu satunya masalah adalah, rumah itu bocor parah bila hujan.

Bukan hujan biasa.  Musim hujan deras bisa mulai pagi selesai siang, atau siang selesai sore. Rumah itu setahun tak dihuni dan saluran air di atap tertutup daun daun. Jika hujan deras, ada satu asbes dapur bocor dan mengucurkan air dalam setengah jam, bisa sampai satu ember besar. Hujan satu jam saja, sudah dua ember. Apalagi kalau hujan dari pagi ke siang. 

Seminggu pertama, ini adalah cobaan bagi wanita tidak setrong sepertiku. Kalau hujannya malam, ada suami yang membuang air itu. Kalau hujannya siang, aku sendiri dirumah dengan anak usia sekolah dua orang. Tiap hari sepulang antar anak dua orang, jam delapan pagi, hujan deras. Bajuku basah semua. Itu masih tunik panjang dan celana. 

Hujan tetap melanda. Dan air bocoran masih rajin masuk kerumah kami. Jujur aku takut kalau sampai banjir serumah. Daerah belakang rumah kami malah, kalau banjir sampai sepinggang. Yang kuingat saat itu,  saking derasnya hujan,  air naik dan deras sekali di bawah Jembatan Kembar, kota Makassar. Menjadi semakin sedih karena ada juga warga hanyut terbawa air. Bahkan rumah ikut dibawa air.
 
Jadi selain urus rumah, kerjaku juga membuangi air. Siaga jika air meluap. Kami sempat hubungi pemilik rumah tapi tukang baru ada minggu depan. Anehnya, ditengah adaptasi kami baru pindah, hujan deras, urusan rumah,  dan resiko air bocor berember-ember tadi, tak tahu kenapa, timbul keinginanku untuk pakai hijab syari. Padahal  situasi sedang sulit, kok mau pakai baju yang repot? Begitu kata hatiku yang lain. Pakai yang ringkas saja kenapa?
 
Ini seperti pertentangan batin. Kutahu, sekali aku pakai hijab syar'i,  maka seterusnya harus kupakai. Sementara hari hariku antar jemput dua anak kadang bawa anak ke klinik yang lumayan jauh dari rumah, naik motor. Yang kubayangkan betapa repotnya kemana mana pakai jilbab besar.

Tapi sudahlah. Dipikir pikir malah ujungnya menunda. Kucari baju gamis yang kloknya tak lebar.  Jilbab yang tak terlalu besar. Dan kaus kaki. Ritmenya begini. Pagi antar anak pakai gamis. Pulang dari antar anak biasanya hujan deras, baju basah sampai kedalam. Aku langsung ganti baju. Jam sebelas antar makan siang sekaligus jemput anak kedua. Pulangnya...bajuku  basah. Ganti lagi. Rumahku dekat sekolah jadi aku lebih baik bolak balik toh dirumah banyak kerjaan. Jam satunya, berangkat lagi jemput si Kakak. Pulang jemput si Kakak ada hujan lagi. Bajuku basah lagi. Saat itu kami belum punya jas hujan. Mau kubeli tapi nanggung karena barang barangku termasuk jas hujan, sedang otw Makassar naik kargo. Jas hujan lama punyaku, masih bagus. Pikirku daripada beli baru tapi tak bagus lebih baik kutunggu yang bagus. Anehnya lagi...jas hujan sendiri tak kubawa ke Makassar. Tapi jas hujan anakku, kubawa. Ibu Ibu mah gitu. Barang anak dia ingat. Barang sendiri malah lupa. Ada yang sama?

Jadi dalam sehari, aku bisa tiga kali ganti gamis. Ingin jadi baik disituasi ini, membuatku terharu. Banjir dimana mana dan banyak korban,  menimbulkan rasa betapa kecilnya aku.  Betapa lemahnya aku. Jadi sambil ambil gamis, ambil kaus kaki, itu aku menangis lagi. Ya Allah kalau memang aku harus jadi baik sekarang, merangkak jadi baik di situasi begini, aku ridho. Memakai kaus kaki sementara kita tahu akan basah kuyup itu rasanya sesuatu. 

Semua mengalir begitu saja.  Mendung sepanjang hari dari pagi ke pagi, datangnya hujan tak bisa diduga. Hari ketiga aku mulai berdoa. Ya Allah aku tidak kuat. Kutahu hujan-Mu rezeki. Tapi...kumohon kalau sudah dekat jam jemput anakku, tolong hentikan hujan ini sebentar saja. Setidaknya sempat kujemput anakku.

Apa yang terjadi setelahnya sodara sodara? Masyaa Allah, hujan yang tadinya lebat, berangsur berhenti. Setelah pakai gamis, jilbab dan kaus kaki, aku  bergegas. Di motor sepanjang jalan lagi lagi aku makin terharu. Ya Allah, banyak sekali kau kabulkan doaku. Aku jadi malu. Semakin terasa kalau diri ini hamba yang lemah. Dulu kuheran melihat teman yang suka nangis kalau ingat dosa. Lihatlah, sekarang aku yang mudah menangis. 

Ada satu momen dimana aku usai jemur pakaian di teras tanpa kanopi, langsung pergi jemput anak, pas pulang malah hujan deras. Tapi kuheran , kenapa jemuranku sudah diangkat? Ternyata tetanggaku WA. Katanya Nenek di seberang rumahku yang angkatkan. Masyaa Allah. Padahal aku belum kenal Nenek itu. Tapi dengan baiknya dia angkatkan jemuranku keteras dalam. Siapa lagi yang menggerakkan Nenek itu untuk angkat jemuranku, kalau bukan Allah? Esok paginya kudatangi Nenek itu dan mengucapkan terimakasih. 

Usai di WA tetanggaku, buru buru kuganti gamis yang basah semua, kembali aku terharu. Terlalu banyak isyarat yang Allah kirim padaku sejak aku meminta hidayah, sejak aku meminta sekolah yang bisa membantu kami mendidik anak anak kami. Bahkan di komplek tempat tinggalku ada mesjid besarnya yang aktif adakan kajian. Allah jawab semua doaku, tuntas. 

Terus terang aku masih bingung, kenapa dengan diriku? Ingat dosa, nangis. Ingat anak, nangis, ingat suami, nangis. Merasa kurang tapi tak tahu apa yang kurang.  Alhamdulillah kehidupan kami baik. 

Selain ikut kajian, kusempatkan juga mendengar radio dakwah, disambi masak dan beberes. Sampai akhirnya kudengar dari seorang Ustad. Perasaan mudah terharu itu, karena Allah sedang perhatikan kita. Allah ingin kita lebih dekat kepada-Nya. Siapapun yang mendapati perasaan seperti ini, seharusnya bersyukur. Disebut juga hidayah. Hidayah yang datang karena diminta. Bukan hidayah yang datang tiba tiba.

Lalu apa yang ingin kusampaikan? Ini dia. Tentang hidayah. Pasti ada, momen dimana kita merasa lemah, mudah menangis mengingat dosa. Tapi perlu diingat, mudah menangis saat melihat isi dompet, itu bukan hidayah ya, hihihi.

Nah...momen saat mudah menangis itu, jangan dilewatkan. Hidayah itu barang yang muaahal. Tapi hidayah juga datang bukan jatuh dari langit. Dia datang karena diminta. Kita sholat minimal lima kali dalam sehari. Membaca Al Fatihah minimal tujuhbelas kali sehari. Maka minimal tujuhbelas kali juga kita meminta hidayah. Buktinya tiap sholat kita ucapkan surat Al Fatihah ayat enam, meminta ditunjukkan jalan yang lurus.

Mungkin ada di antara kita, mau berjilbab syari terasa sulit, mau sholat lima waktu, tak bisa bisa. Mungkin hari ini kita berada di posisi terbawah hidup kita. Miskin, diputusin pacar, dipecat kerja, batal nikah, malas sholat, usaha bangkrut,  banyak hutang, tak bisa lepas dari film bokep,  rumah tangga hancur, galau, ingin bunuh diri  Tak ada tempat meminta tolong karena semua teman menjauh. Mungkin ada saat ini, walau kita sering buat dosa, makan harta haram, bahkan sampai berzina, masih ada hati kecil yang bilang itu salah dan kita menangis karena mengingatnya.

Bisa jadi itu tanda Allah sedang perhatikan kita. Dibuat-Nya kita menangis karena mengingat dosa. Dibuat-Nya kita menangis karena kita merasa lemah. Nah, momen seperti ini jangan diabaikan. Tapi diterima.

Ah, cuma begitu doang  ditulis? Ya kali mati masih lama. Kalau ada yang bilang begitu, cuekin saja. Seperti apapun kita hari ini, ketika menangis mengingat dosa kita, ingatlah ada Zat Maha Pengasih yang akan selalu menerima kita. Jangan merasa kotor untuk menerima hidayah. Jangan pernah merasa malu untuk meminta hidayah, untuk mencari ilmu, mendatangi kajian. Ayo kita cari. Jangan pasrah.

Tapi kok sulit? Yang penting kita berdoa. Nanti ada jalannya. Doanya yang rajin, jangan bolong bolong. Ingat kan? Kisah wanita yang berzina, sampai hamil, lalu mendatangi Nabi Muhammad SAW untuk minta dilaksanakan hukum had kepadanya? Itu bukti bahwa siapapun punya hak menjadi baik.

Tak ada yang melarang preman ikut kajian. Tak ada yang boleh menolak, PSK datang kajian.  Tinggal bajunya saja pakai yang sopan. Tak ada yang berhak mengusir, pelaku riba datang kajian. Kecuali kita bicara kita siapa, maka orang tahu. Kalau kita tak bicara, orang tak akan dan tak perlu tahu.

Siapapun berhak mendapat hidayah. Langkah awalnya apa? Memperhatikan isyarat halus tadi yang Allah kirim ke kita. Bentuk awal hidayah macam macam sesuai keadaan tiap orang yang berbeda. Kalau kami yang IRT ini, maka awal tanda hidayah tadipun, tak jauh jauh dari aktivitas rumah tangga. 

Mau kan meminta hidayah? Selagi nyawa masih dibadan, masih ada kesempatan. Lebih baik jadi penjahat yang berakhir jadi orang sholeh daripada orang sholeh yang akhir hidupnya jadi penghuni neraka. Hijrah itu mudah dan gratis. Ampunan Allah Maha Luas. Godaan yang mengatakan bahwa kita terlalu banyak dosa jadi sia sia bertobat, itu godaan setan. Godaan yang bilang 'urus urusanmu sendiri' dan tak mau diingatkan, itu bukan sikap kita. Ditegur manusia didunia walau sakit, masih lebih ringan daripada ditegur malaikat di alam kubur. Mau berubah jadi baik? Pasti mau ya.


Bekasi, 10 September 2020
Rizka Amita, Ibu dua anak yang banyak kurangnya.
Penulis buku 'Yes, You Can. Diary ASI Ibu  Baru dan Perjuangan Menghadapi Babyblues.' Bitread 2017.

Tips Menjauhkan Diri dari Insecure

in , by Rizka Amita Ridwan, September 10, 2021

Pernah Gak kamu merasa insecure dengan orang sekitarmu? Kalau pernah, tandanya kita sama. Aku bukan pernah, tapi sering. 

Insecure itu apa? Sejenis rendah diri. Mereka saudara kembar. Mirip jelangkung. Datang tak diundang. Pulang gak tahu kapan.

Seperti hari ini, aku insecure dengan postingan seseteman yang pagi-pagi sudah masak, punya anak kecil, rumah udah rapi, masaknya pakai bumbu asli lagi. Itu semua dilakukan mandiri tanpa ART.

Kalau aku, bisa sih pagi masak. Tapi mesti ada bantuan. Yang bantu, Mbak yang kerja, datang jam tujuh, pulang jam sepuluh. Tapi tak selalu ada. 

Jangan dibilang orang yang punya ART itu dominan orang punya. Tidak juga. Zaman punya bayi, babyblues, ekonomi sulit, salah satu faktor yang buat aku sembuh itu, adalah keberadaan ART.

Walau duit tipis, gimana cara pikiran tetap waras. Bisa urus anak dua yang juga ASI eksklusif dominan direct breastfeeding. Walau pada akhirnya, cincin nikah suka disekolahin sebulan sekali ke pegadaian, demi menggaji ART. Tiap gajian, bayar cicilan cincin. Kadang aku iri sama ART ku itu, dia punya gaji, aku enggak. Sampai akhirnya cincin itu gak ketebus sama sekali, ahaha.  Alhamdulillah sekarang sudah ada gantinya.

Lihat tetangga yang jualan online laris, wah dia jago banget jualannya. Kapan ya aku kayak dia. Lihat adik bisa kerja di perusahaan bagus, ih aku kok gak dikasih kerja ya? Bisa beli barang pakai duit sendiri, insecure lagi.

Lihat teman jadi PNS, dalam hati bertanya-tanya, aku sudah tiga kali nyoba tes CPNS kok gak lulus lulus ya?

Lihat tetangga kerja di perusahaan bonafid, urus rumah tanpa ART, dan anaknya pintar-pintar, iri lagi.

Lihat mantan pacar suami masih langsing, ih aku kok gak kayak dia ya? Ntar suamiku balik ke sana, bagaimana? #pernahNgerasaBegini?

Lihat anak tetangga jago renang, anakku kok ga bisa?

Lihat teman jago masak, di pikiran suka ngenes, mereka kok bisa? Aku kok enggak?

Lihat teman yang jago urus rumah, cantik, rajin perawatan, keingatan saldo uang belanja.  Kok uangku sedikit ya?

Teman-teman. Pasti, selalu ada celah yang membuat kita rendah diri. Melihat orang dengan berbagai pencapaiannya, dan kita biasa-biasa saja, itu menyakitkan.

Mau sampai kapan kita merasa begini? Mau sampai kapan menilai rendah diri sendiri? Terlebih di zaman pandemi, rendah diri, sering sedih, sering baper, itu bisa meningkatkan resiko tertular penyakit. Beneran!

Siapa lagi yang menghargai diri kita, kalau bukan kita sendiri? Orang orang sekitar bisa saja merendahkan kita. Anggap angin lalu. Selama bukan hal yang melanggar agama, jangan pikirkan omongan orang. Tapi kalau kita sendiri yang rendah diri, itu salah.

Boleh saja iri dengan orang lain, boleh saja berusaha supaya bisa seperti orang-orang yang berhasil itu, tapi ketika titik akhirnya beda, ketika level pencapaian kita lebih rendah, jangan marah. Gembira sewajarnya. Sedih sewajarnya.

Mungkin kita bukan siapa-siapa. Cuma wanita biasa dirumah, urus anak, urus suami. Tidak punya kelebihan seperti orang lain. It’s Ok. Wajar. Tapi mari kita ingat banyak orang yang hari ini tidak seberuntung kita.

Ada perempuan-perempuan yang semasa pandemi, menjadi tulang punggung. Ada yang ditinggal nikah lagi. Ada juga single mom yang suaminya sudah meninggal. 

Ada banyak ibu yang tinggal jauh dari bayinya, merantau ke negeri orang. Bahkan ada juga yang hidupnya penuh cobaan.

Percayalah. Hidup kita yang kita rasa hari ini tak ada apa-apanya, jenuh, itu-itu saja,  banyak orang yang ingin ada di posisi kita, andai bisa. Sayang mereka tak bisa.

 

 

Tujuh Tips Liburan Anti Bucin

in , by Rizka Amita Ridwan, September 09, 2021


Design by Canva

 

Sebentar lagi libur panjang. Setiap libur panjang, ada di antara kita yang bersiap piknik atau jalan dengan orang tersayang. Semua sah sah saja jika kesayangan adalah pasangan halal. Lalu bagaimana kalau orang tersayang itu, belum sah? Misalnya, pacar atau teman yang ajak liburan berdua, menginap pula? Nah, ini yang harus diwaspadai.

Kalau aku pribadi sebenarnya tak suka dengan pacaran, TTM, atau apalah namanya. Tapi ada personal di sekitarku yang berpacaran. 

Kemarin sempat kubaca salah satu berita menyedihkan. Bahwa setiap akhir tahun, trend penjualan kond*m malah meningkat. Yang bikin kepala pusing adalah, berdasarkan pengakuan seller-nya, sebagian pembeli justru anak muda, entah nikah atau tidak. Iklan h*t*l pun ramai. Terpampang diskon habis habisan. Kita pikir karena Corona maka orang akan di rumah saja. Nyatanya enggak. Ada yang cuek. Ada juga yang tergoda, lalu memesan kamar untuk liburan. Apakah yang check in di hotel itu semua pasangan sah? Apakah yang mengajak ABG ke gubuk gubuk pinggir pantai itu waras?

Disinilah harga diri kita dipertaruhkan. Si Mbek esalah...si Mbeb chat ngajak pergi,. [Kamu nanti Aku nikahin, ayo ikut sini]

Kamu jawab, "Enggaklah, Kita kan baru pacaran. Ngapain nginap?"

Dari Mbeb muncul pesan lagi, [Kamu cinta Aku, kan? Mana buktinya?]

Sekuat apapun iman, kalau kesempatan di depan mata, pas pula setan lewat (atau setan belum lewat), peluang zina sangat besar. Kalau sudah terjadi, siapa yang rugi? Perempuanlah yang rugi. Laki mah jejaknya tidak ada! Karena itu, menjelang pergantian tahun  ini, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan daripada jalan jalan tak jelas yang ujungnya zina. Apa saja alternatif kegiatan itu ?

1. Tetap di rumah saja. 
Ingat ini masih Corona. Bepergian seperlunya. Banyak yang bisa dilakukan dirumah.    

2. Mau keluar karena bosan di kosan/di rumah?
Masih bisa tapi, jalan jalan hanya ke tempat terbuka, bersama keluarga atau teman yang dipercaya, itupun waktu hari terang, bukan menjelang malam. Semakin malam semakin membuka peluang terjadinya zina. Zina itu tak selalu di hotel. Di kebon kebon pun ada. Catatan tentang di kebon kebon ini, mohon lebih waspada. Pria yang mengajakmu ke kebon kebon, ke semak semak, ke tempat sunyi, dipastikan  orang jahat. Waktu keluar rumah usahakan berdoa semoga dilindungi Allah, sehat selamat sampai kembali.

3. Berdoa dan Belajar
Belajar? Gak salah? Ya enggaklah. Misalnya, liburan ini belajar bahasa Arab, belajar pakai hijab syari, belajar motor, belajar mobil, belajar masak, belajar bahasa Inggris, banyak.

4. Pacarku orang baik baik, tidak mungkin kami khilaf.
Tak ada yang menjamin kita bebas khilaf. Sekelas Nabi Yusuf saja bisa digoda, apalagi kita yang imannya tipis ini? Jadi, tetap jaga jarak ya. Sebagai manusia biasa, namanya pacar, bisa meminta ini itu. Padahal dilihat dari sudut apapun, dia belum berhak atas diri kita. Kebayang kan, pas nginap berdua, terus dia pegang ini itu. Dia minta berhubungan intim, lalu kita bilang tidak mau. Kita jauh dari rumah, cuma berdua pula. Pilihan ada dua, menerima atau memukul kepalanya pakai batu besar. Walau dia ancam tinggalin kita di tengah jalan, biarin! 

5. Ada tikus mati di lumbung. Yang dibakar, tikusnya, atau lumbungnya? Perumpamaan ini bisa dipakai, jika memang tak mau ada perzinaan, maka jauhi sumbernya. Jangan cari peluang. Kalau sudah terjadi, resiko tanggung sendiri. 

6. Teruntuk pria juga
Untuk pria tampan yang hari ini masih sendiri, mohon lebih selektif. Jika ada wanita yang mengajak pergi ke tempat sunyi, menginap, berdua saja. Lebih baik jauhi  Kalau dia maksa, putuskan. Tidak ada wanita baik baik mau berduaan, maksa pula. 
Selain tipe orang yang maksa berduaan, ada lagi tipe calon mesti dijauhi, yaitu yang sebelum menikah, sudah minta uang banyak. Misalnya sebelum menikah, dia sudah minta ke kita, untuk renovasi rumahnya. Atau minta dibelanjain baju dan tas bermerek. Lalu minta perbaiki pagar rumah neneknya.  Dia bilang, mumpung akhir tahun jadi kasih dia duit sebagai tanda cinta. Jika statusnya masih belum nikah dan kita juga bukan berlebih, ya jangan kasih. Cinta tak seberat itu. Bagi yang belum menikah, cinta boleh, bucin jangan. Nanti sudah dibeliin macam macam, eh si dia malah nikah dengan orang, kumenangissss.

7. Untuk sesama orangtua, kakak, abang, yuk kita lebih kenali teman teman anak/adik kita. Waspada jika anak/adik kita di ajak temannya, jangan abai. Biarlah dibilangin kolot karena tak mau hura hura menghabiskan waktu di luar rumah. Biarin dibilang kudet, gak gaul. Biarin dibilang sok alim. Biar dibilang sok baik. Daripada sok jahat.

 
Bekasi, 17 Des 2020. Menulis setelah melihat berita, penjualan k*nd*m meningkat di akhir tahun. Semoga tahun ini dan selanjutnya menurun, Aamiin.



 

Pengalaman dan Tips Melahirkan Minim Sakit baik Normal Maupun SC

in , by Rizka Amita Ridwan, September 09, 2021

 



Sumber foto: Koleksi Pribadi





















Tidak hanya pada persalinan normal, hypnobirthing juga bisa diterapkan sebelum dan setelah operasi SC. Pengalamanku melahirkan anak kedua secara SC, awalnya aku tidak terima. Apalagi sudah bukaan tujuh dan aku merasa kuat, bahkan masih bisa berjalan. 

Sayangnya angka bukaan tujuh, tetaplah tujuh dari tengah malam ke subuh. Sementara denyut jantung bayiku melemah. Atas saran dokter, juga persetujuanku dan suami, akhirnya perutku dibelah. Rasanya gimanaa gituu.


Tapi aku segera ingat poin utama hypnobirthing, selalu berdoa, tenang dan menerima. Alhamdulillah operasi berjalan lancar, aku juga cepat pulih. Satu minggu setelah SC, aku sudah melakukan semua tugas rumah tangga. Awalnya kukerjakan perlahan, tapi seiring berjalannya waktu, rutinitasku kembali normal seperti sebelum melahirkan.

Tidak perlu sedih mendengar komentar orang. Banyak mitos seputar SC yang kalau dipikirkan, selain gak benar, bikin kita tambah sedih. Menerima kenyataan akan membuat ibu lebih cepat sembuh pasca operasi yang pasti memberi dampak positif pada bayi. Ada yang lebih penting daripada sekedar galau karena operasi, yaitu usaha kita memberi ASI eksklusif sebagai hak bayi.

Walau orang bilang pasien SC ASI-nya sedikit, selalu ingat itu ‘kata orang’, gak ada teorinya. Kita yang menentukan mau ikut ‘kata orang’, atau mau idealis dan tetap usaha memberi anak ASI eksklusif. Banyak, pasien SC yang sukses ASI eksklusif, tidak masalah ia IRT atau bekerja. Jadikan anda salah satunya.  

Bagi ayah dan bunda, ini bayimu, ini darah dagingmu, mau orang komentar apapun, gak akan ngefek kalau kalian punya sikap. Apalagi kalau kita yakin, berada di jalur yang benar. 

Tak ada yang perlu disesali. Semakin cepat kita menerima kenyataan SC ini, semakin baik untuk kita.

Bila kontraksi datang dan bukaan terus bertambah, mulut jangan tegang. Karena otot di mulut ada hubungannya dengan otot vagina. Kalau mulut tegang, maka vagina ikut tegang, yang berakibat lambatnya bukaan jalan lahir. 

Perlu diingat, adalah hal yang salah jika kita panik ketika kontraksi datang, apalagi bernapas pendek-pendek. Ini cuma di sinetron ikan terbang, tak patut dicontoh. 

Kalau kita bernapas pendek-pendek, maka porsi oksigen yang kita hirup akan berkurang. Dampak ikutannya adalah, oksigen yang diterima bayi di dalam rahim, juga berkurang. Lebih fatal lagi, bayi bisa meninggal di dalam perut karena kita sendiri. Kenapa dibilang ceroboh? Karena harusnya tenang, malah panik dengan bernapas pendek-pendek. 
Ini sangat berbahaya. 

Sebaliknya jika ibu tenang dan bernapas teratur, maka bayi akan mendapat cukup oksigen. Sehingga bayi akan mudah untuk mendorong dirinya keluar dan ibu bisa melahirkan normal. Oh ya, selama proses bersalin, kehadiran suami di samping istri sangat penting. Penting bagi suami untuk tetap tenang, dan mengingatkan istri untuk tenang juga. Istilahnya, hadirmu…menguatkanku. Cieee…cie….! 

Bersebab panduan dari buku juga, sejak hamil muda, aku sudah meminta suami tuk mendampingi di ruang bersalin. Kami juga mencari klinik yang membolehkan suami masuk ke ruang bersalin. Aku meminta suami untuk tenang. Mudah-mudahan karena tenang dan saling menyemangati, persalinan berjalan lancar.

Dalam hypnobirthing, ada dikenal istilah, rasa takut menyebabkan sakit. Atau rasa sakit menyebabkan takut. Dengan hypnobirthing, kita bisa mempersiapkan tubuh ibu hamil, menghadapi rasa takut dan rasa sakit, secara bersamaan.  Hingga akhirnya, bisa mencapai harapan persalinan yang nyaman, ibu  dan bayi sehat selamat, Aamiin.

Demikian pengalamanku tentang hypnobirthing. Semoga ada manfaat di dalamnya. Untuk pemahaman yang lebih dalam, sebaiknya teman-teman membaca langsung buku buku tentang Hypnobirthing.

Bekasi, 15 Oktober 2020
Rizka Amita Ridwan
Penulis Buku 'Yes, You Can. Diary ASI Ibu Baru dan Perjuangan Menghadapi Babyblues'

Untuk pemesanan buku bisa WA ke 0877 7564 0471 bisa juga via shopee.
Harga 30k.

           





           


           

           
       



Tips Bila Kuliah di Jurusan yang bukan Pilihan

in , by Rizka Amita Ridwan, September 08, 2021

 























Tips Aman Motoran Setiap Hari untuk Ibu dan Anak

in , by Rizka Amita Ridwan, September 08, 2021

 




Membaca berita di detik, angka pengguna kendaraan roda dua alias sepeda motor di Indonesia, lebih dari seratus juta unit motor. Angka ini tidak aneh, mengingat jumlah penduduk Indonesia per 2019, sudah 260 juta orang. Belum angka di tahun 2020. Apalagi kalau satu keluarga punya dua unit sepeda motor.

Karena kemudahannya, sepeda motor menjadi pilihan mayoritas sebagai transportasi utama. Jika orang dewasa naik motor, itu biasa. Yang tak biasa adalah, kita jumpai pengguna sepeda motor, membawa anak diboncengan, tanpa alat pengaman. Bayi dibawah setahun, masih bisa dibawa pakai kain gendong. Tapi bayi di atas setahun yang sudah bisa duduk, tak aman lagi digendong saat berkendara. Apalagi ibunya sendiri yang bawa motor, dan tak ada pendamping. 

Yang lebih ngenes,  si bayi tadi, hanya didudukkan di depan/belakang, tanpa alat pengaman, bahkan sekedar jarik. Misalnya sesebapak atau seseibu bernama A bawa motor tanpa pengaman. Tangan kirinya pegang perut bayi, tangan kanannya pegang gas motor. Pemandangan seperti ini yang buat orang elus dada. Yang bawa anak naik motor siapa, yang jantungan takut anak orang jatuh, siapa.

Lalu apa solusi supaya anak diatas setahun yang badannya sudah berat, dibawa berkendara secara aman? Disini aku ingin menawarkan satu solusi. Yaitu menggunakan kursi bonceng motor. Apa aku jualan kursi bonceng motor? Tidak. Ketepatan aku pengguna lama kursi bonceng selama tujuh tahun, dan telah merasa manfaatnya. Jika nanti pembaca ada yang ingin beli, bisa hubungi seller terdekat ya.

Sebelum membahas lebih jauh, yang perlu diingat, kursi bonceng motor tidak direkomendasikan untuk membawa anak jarak jauh. Penggunaannya lebih disarankan untuk jarak dekat dan dalam kota. 

Apa saja bentuk kursi bonceng yang ada di pasar? Selanjutnya kita ringkas kursi bonceng ini menjadi kurbon.

1. Bentuk rotan
Kurbon bentuk rotan ini ditaruh di depan. Kurbon rotan kurang kokoh, tidak safety. Kurbon rotan bisa dipakai untuk jarak dekat. Sayangnya jika motor oleng, kurbon juga mudah lepas dari motor. Yang bahaya ke anak, anak bisa saja lepas dari kurbon, lalu tertimpa motor. Pemilihan kurbon selain aspek harga, sebaiknya mempertimbangkan keamanan, apakah kurbon melekat ke motor, apakah kurbon ada sabuk atau tidak. Range harga 80-120 ribu.

2. Bentuk Sabuk 
Kurbon bentuk Sabuk lebih safety. Anak bisa ditaruh didepan atau dibelakang pengemudi. Bentuknya yang mirip rompi, memungkinkan badan anak menempel ke badan pengemudi. Jadi kalau anak mengantuk, anak tidak jatuh. Range harga 90-150 an.

3. Kurbon bahan besi
Kurbon bahan besi ini, ada yang didepan ada juga yang dibelakang. Untuk yang didepan lebih hemat tempat karena bisa lepas lipat. Kalau merek variatif ya. Untuk yang dibelakang sedikit repot, karena tak bisa dilipat. Walau begitu, setelah menimbang banyak hal, kami pilih  kursi bonceng yang dibelakang. Pilihan ini didapat setelah tanya Mas Gugel. 
Rangka besi tebal, lapisan krom anti karat tahan air, ada belt penguncinya, ada bantal punggungnya juga. Kursi yang kita pilih bisa sebatas leher atau sampai atas kepala, tergantung umur anak.  Sekitar 6 tahun lalu harganya 300. Pernah juga 3 tahun lalu beli yang kedua seharga enamratus. Harga yang lumayan untuk kami tapi demi keamanan, worthed lah harga itu. Pertama punya kurbon kuingat, mesti nunggu gajian baru terbeli. 

Oh ya teman, kami pernah tabrakan. Saat itu penumpang motor adalah aku dan si bungsu. Alhamdulillah si bungsu yang terikat di kurbonnya, aman. Hanya kurbonnya saja yang penyok. Alhamdulillah juga posisi anak dan kurbon di belakangku.  Andai tak ada kursi bonceng, bisa jadi anakku yang kena. Astaghfirullah. Jadi kami sangat beruntung dengan keberadaan kurbon ini.

4. Kurbon jok
Kenapa disebut jok? Karena kursi jenis ini tinggal ditempel ke depan motor, range harga 50-100an. Kursi ini bisa dipakai anak yang sudah mantap duduk tanpa bantuan. Untuk balita yang duduknya belum stabil, lebih baik pakai kurbon yang ada sandaran dan sabuknya.

Lalu di antara empat jenis kursi bonceng di atas, yang mana yang paling bagus? Semua bagus, tapi sesuaikan dengan kondisi masing masing. Versi kami belum tentu sama dengan yang lain. Pakai kurbon apapun masih lebih baik daripada cuek tanpa apapun. 

Oh ya, ada peraturan penggunaan sepeda motor menurut UU nomor 22 tahun 2009 pasal 106 ayat 9, yang bunyinya : Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor tanpa kereta samping dilarang membawa penumpang lebih dari 1 (satu) orang. 

Jika masih nekat juga melanggar, maka sanksinya pun sudah dituangkan dalam Undang-Undang 22/2009 pasal 292 yang berbunyi:
Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor tanpa kereta samping yang mengangkut penumpang lebih dari 1 (satu) orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (9) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1(satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

Tapi Pak Polisi tetap punya empati kok, misal kita kemana mana naik motor bawa anak. Jika kita bawa anak dengan safety, itu tak akan ditegur. Tapi kalau kita berkendara bawa anak lalu anak didudukkan begitu saja tanpa pengaman, ini akan ditegur. Katanya anak nomor satu ya kan? Maka perhatikan keselamatan anak. Jangan nanti, sudah kejadian tabrakan atau anak jatuh dari motor, baru sadar. Sadar yang terlambat.

Lalu bagaimana kalau belum punya kursi bonceng? Tak perlu memaksa. Punya jarik kan? Itu bisa diikat ke badan anak. 

Tapi hari ini situasinya sulit. Mau tak mau anak dibawa. Karena itu kita selaku pengendara motor, harus lebih siap jika terpaksa. Apa saja persiapan itu?

1. Balik ke UU no 22 tahun 2009 tadi. Bahwa motor hanya bisa dinaiki dua penumpang.  Jadi membawa balita berkendara, perlu berhitung jumlah penumpang dan keamanannya. Perlu juga dihitung jarak tempuh dan kemacetan jalan.

2. Tidak menaruh balita di depan pengemudi motor, untuk perjalanan jarak jauh. 
Sering kita lihat, balita duduk di jok terdepan saat ayah/ibunya mengendarai motor.  Kalau cuma jarak dekat boleh saja. Tapi big NO kalau jarak jauh. Belum debu, angin, dan resiko kecelakaan. Kadang balita tanpa kursi bonceng hanya sekenanya duduk di depan. Kalau balita tadi ngantuk, apa jadinya?

3. Tidak membawa lebih dari dua penumpang motor untuk perjalanan jarak jauh
Siapa yang disebut penumpang? Penumpang adalah selain pengemudi. Jika yang naik sepeda motor adalah ayah, ibu, dan anak dibawah satu tahun yang masih bisa digendong, itu aman. Tapi jika yang naik motor adalah ayah, ibu, dan anak dua, dimana satu anak ditaruh didepan, untuk jarak jauh, maka ini bahaya. Tak cuma bagi pengendara motor sendiri, tapi juga pengendara  lain semisal motor, mobil, dan truk. Motor dengan penumpang berlebih dipaksa jalan jauh. Ujung ujungnya...tabrakan. Astaghfirullah.

4. Jika punya anak lebih dari dua, maka ada lebih dari empat penumpang motor, yuk pertimbangkan untuk sebagian naik bus . Misalnya ibu dan bayi naik kendaraan umum, Ayah dan dua anak naik motor. Atau sekalian semua naik bus. Itupun tergantung keurgenan urusan jika semua hendak mudik naik bus.

Misalnya kerabat di kampung nikah. Kategori kerabat  itu siapa? Adek, Kakak, bibi, tetangga, atau Neneknya tetangga mau nikah lagi, lalu kita diundang tapi mau hemat, jadi naik motor dua jam. Pertimbangkan keurgenannya untuk bawa balita naik motor terlebih di situasi pandemi. Sedarurat apapun keperluan bersepeda motor, tetap keselamatan anak nomor satu.

Sekian dulu tulisan dariku, emak dua anak yang sering gemes liat balita dibonceng seadanya.


Bekasi, 23 September 2020
Rizka Amita, Penulis Buku Yes, You Can (Ready harga 50k aja. Bisa dari sopi).
Diary ASI Ibu Baru dan Perjuangan Menghadapi Babyblues.

Sembilan Tips Berhasil ASI di Masa Pandemi

in , by Rizka Amita Ridwan, September 07, 2021



Sumber foto: Koleksi pribadi



 
Adakah teman yang sedang hamil anak pertama, akan melahirkan sebentar lagi, dan ekonominya sedang sulit? Kehilangan pekerjaan? Pendapatan menurun? Lalu apa hubungannya dengan tema yang akan kutulis? Mari kita bahas pelan pelan ya.


Setiap orangtua pasti ingin yang terbaik bagi anaknya.  Bagi ibu baru, juga ingin agar anaknya mendapat ASI. Tapi, niat ber-ASI tak semudah buka kancing baju langsung lep.  Kebanyakan dari mereka, memperoleh ASI dengan perjuangan. Bagi ibu ibu yang anaknya sufor, tapi ekonominya cukup, Alhamdulilah. Mudah mudahan Allah mudahkan rezekinya buat beli susu anak, ya Mak. Tapi buat calon ibu yang ekonominya sulit,  jadikanlah itu motivasi supaya anak kita bisa ASI. Harga susu formula mahal. Dan akan makin terasa di saat begini.

Banyak ibu yang berhasil ASIX untuk anaknya. Jadi sebenarnya aku cuma menulis ulang, hihihi. Berikut tips 'Berhasil ASI di Masa Pandemi'. Kalau Bunda lainnya mau melanjutkan, boleh banget.

1. Doa.
ASI itu ciptaan Tuhan. Mintalah dengan sungguh sungguh pada Tuhan. Mau kita jungkir balik menerapkan teori ASI apapun tapi kita lupa berdoa, pasti gagal. 

2. Sabar
Sedikit ibu baru, melahirkan dengan kondisi lapang. Punya pembantu, didukung suami, mertua, ibu kandung, dan keluarga. Empat puluh hari kerjanya cuma urus anak. Tapi kita berbeda. Keluarga kita sederhana, pulang dari rumah sakit, cuma bisa istirahat dua hari. Marah? Untuk apa? Mengeluh bukan solusi. 

Sabar adalah kunci utama untuk bisa ASI. Ada yang cepat, ada yang lama. Andai kita menyerah di tengah jalan, padahal bisa berhasil, kan sayang. 

Kami berhasil relaktASI di hari ke dua puluh. Andai kami menyerah di hari ke sembilan belas, entah apa yang terjadi. 

3. Banyak membaca
Membaca ini maksudnya bagaimana? Membaca buku, atau baca media online? Tergantung kenyamanan masing masing. Untuk tema tertentu yang sama sekali baru dan akan ku alami, biasanya aku lebih suka baca buku daripada media online. Kalau di buku, pembahasannya lebih luas. Harus punya berapa buku? Sesuaikan dengan budget saja. Aku pernah dapat buku tebal dan bagus tentang kehamilan, seharga sepuluh ribu rupiah. Kata SPG nya itu buku dijual karena tinggal satu. Buku baru pula, Alhamdulillah. Di Marketplace banyak buku bagus, baik baru maupun bekas. Tinggal sesuaikan dengan budget ya.  Jangan sampai karena beli buku, malah tidak makan.

4. Banyak bertanya
Maksud bertanya di sini adalah bertanya pada orang orang terdekat kita. Terutama ibu sendiri. Tanya bagaimana caranya dulu menyusui kita. Orang dulu punya anak banyak. Hebatnya anaknya semua ASI. Persiapkan mental juga ketika akan bertanya ke orang yang sudah berhasil. Kadang jawaban mereka membuat kita down. Tapi pilah pilih jawaban yang menambah semangat.

5. Belajar sebelum anak lahir.
Menyusui itu, bukan sulap. Bukan hal mudah yang bisa 'dari sananya'. Ada ibu yang anak pertama lahir, ASI nya langsung lancar. Tapi banyak juga yang harus berjuang dulu baru bisa ASI. Kalau aku dulu, dua puluh hari baru lancar. Selain menguras emosi, betul betul bikin  mata panda karena sering begadang. Belajar menyusui ini, ada yang cepat ada yang lama. Yang sehari bisa, ada. Yang seminggu bisa, ada. Yang sebulan bisa juga ada. Penting bagi kita untuk tahu ilmunya. 

Jadi saat bayi lahir, kita tidak berasumsi. Kalau tahu bahwa ASI akan cepat diserap dan bayi cepat lapar, kita tidak akan bingung saat bayi rewel. Jika tahu bahwa nangis tak selalu tanda lapar, kita tak akan berpikir ASI ku kurang, apalagi sampai memberi makan bubur pada bayi baru lahir . Bayi belum bisa bicara, jika tak nyaman, dia cuma bisa menangis. 

Poin penting disini adalah, waktu untuk belajar yang paling tepat itu sebelum anak lahir, karena waktu kita cukup lapang. Kalau kita baru belajar setelah bayi lahir, pasti kewalahan. Kok tahu? Soalnya aku dulu begitu, hiks. Cukup aku saja yang telat belajar, kamu jangan. 

6. Faktor ekonomi.
Suami dirumahkan, gaji hanya setengah atau tak ada sama sekali. Istri tidak bekerja. Cuma ada tabungan sedikit. Ayo jadikan ini alasan untuk kita belajar. Aku juga dulu menjadikan ini salah satu alasan supaya bisa ASI. Panjang ceritanya, pokoknya saat itu memang sulit. Harga susu formula sekaleng yang sedang, bisa seratus lima puluh ribu. Sebulan perkiraan kebutuhan sufor anak,  bisa sejuta. Sementara nol pemasukan. Berbekal doa dan tekad, aku relaktASI. Akhirnya berhasil. Selamat dompet Mamak. 

Memilih untuk sufor kalau dananya ada, Alhamdulillah. Tapi memilih untuk sufor kalau dananya tidak ada, itu bahaya. Jadi supaya bisa ASI, maka kita harus berusaha dua kali lipat dari orang orang. Berusaha sampai bisa.

7. Anak pertama sufor, anak kedua bisa ASI.
Anak pertama lahir saat ekonomi cukup. Jadi memutuskan sufor tanpa kendala. Anak kedua lahir saat  pandemi, suami di PHK. Anak kedua tetap bisa ASI ya Mom. Yang penting banyak doa dan belajar. Kamu bisa. Semangat. 

8. Sugesti
Sering bersugesti bahwa 'Aku bisa, kami bisa. Ini mudah, ini alami.' Kalau kita berpikir positif, hasilnya juga positif, tubuh juga bisa bekerjasama. Ada istilah Hypnobreastfeeding. Sejenis mensugesti diri kalau kita bisa menyusui anak. Bisa search ya Mom. 

9. Gabung di support grup menyusui.
Zaman sekarang, support grup menyusui di dunia Maya, sangat banyak. Tinggal pilih ya. Di grup kita bisa saling support. Di grup ada nakes dan konselor juga. Melihat banyak yang berhasil ASI, sedikit banyak pasti menular ke kita. 

Ok. Sekian tips retjeh dari Mamak. Semoga Pandemi ini segera berlalu. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Semoga yang sakit apapun segera sembuh, Aamiin.

Rizka Amita Ridwan
Penulis Buku 'Yes You Can. Diary ASI Ibu Baru dan Perjuangan Menghadapi Babyblues."
Bekasi, 1 Mei 2020

Tips Agar Taman Kota Menjadi Nyaman dan Bebas Sampah

in , by Rizka Amita Ridwan, September 07, 2021








































Sebentar lagi akan wiken. Pastilah ya, kita punya rencana untuk jalan-jalan. Ada yang mau keluar kota, jalan jalan ke pantai, joging pagi, dan sarapan setelah joging pagi. Cita cita kurus tinggal mimpi, hihihi. Membayangkannya tentu indah. Setelah lima hari kerja, lalu ketemu wiken yang serasa bebas mau ngapain saja.

Maka, wiken menjadi hari bersantai. Usai sholat Subuh, tidak perlu mandi pagi, bisalah sebentar duduk duduk lihat TV, lihat HP, atau duduk di teras rumah. Khusus emak emak, bolehlah ya...pagi ini kita libur masak. Beli sarapan saja. Etapi...ini kan hari libur. Daripada 'cuma' beli sarapan pagi, kenapa kita tidak sekalian olahraga ke taman kota? Kan sehat? Nanti sarapannya usai joging. Sampai disini semua masih indah. 

Sampai di taman kota, ternyata banyak yang jual sarapan. Ada bubur kacang ijo, nasi uduk, nasi kuning, bubur sumsum, bahkan bubur bayi  juga ada. Tidak perlu capek capek cari sarapan, habis joging, langsung makan di tempat. 

Lalu, entah bagaimana ceritanya, tetiba pagi itu, bertebaran sampah bungkus makanan. Orang orang dapat sejuk taman kota, sayangnya taman kota dapat sampah. Sebuah pertukaran yang tak pantas. Diujung tembok, dilapangan, di kursi kursi, bahkan di podium, jika lapangan itu punya podium. Ah! Orang lain buang sampah sembarangan. Gakpapalah...aku juga tinggalkan bungkus makanku disini. Gakpapalah....pampers bekas pup anakku kutaruh dipojokan gedung,  aku kan sibuk urus bayi. Gakpapalah bekas botol minumku kucampakkan ke ujung taman, tidak ada yang boleh protes, ini kan taman kota milik bersama, jadi aku juga berhak mengotorinya, eh salah...menggunakannya. 

Sepuluh orang saja punya pikiran begini, terus ditiru sepuluh yang lain, terus ditiru oleh sepuluh lagi, terus dan terus...yakinlah...taman kota itu akan tutup. Mungkin tahun depan kita tidak bisa kesana lagi, tidak punya tempat joging lagi. Tak bisa menikmati udara pagi lagi. Ujung ujungnya hujat  sana sini. Padahal kita sendiri punya andil dalam merusak lingkungan. Mau begini? Gampang...buang saja sampah sembarangan. 

Teman, kebersihan itu sebagian dari iman. Kita suka yang bersih bersih, kan. Mungkin hari ini kita belum bisa jadi orang inspiratip seperti di tipi tipi itu, yang ngumpulin sampah orang, trus dibuang ke tempat sampah. Tapi minimal kita bisa buang sampah kita sendiri, kan? 

Ah! Ada petugasnya...kok aku repot repot, aku kan bayar pajak! Hmm..petugas kebersihannya empat. Yang buang sampah, limapuluh, tidak seimbang itu.

Sudah, jangan banyak alasan. Kita, stalking FB sempat, window shopping satu jam kuat, hujat sana sini suka,  kok tidak bisa buang sampah punya sendiri ke tempat sampah? Sekali kita berbuat baik, trus ada yang tiru, itu namanya amal jariyah. Kamu dapat amal sebanyak orang yang melakukannya, tanpa mengurangi sedikitpun amalmu.

Siapa yang mau hidup bersih sekaligus  jadi amal? Yuk...buang sampah di tempatnya, jangan di taman kota, jangan di pojokan, jangan sembarangan. Sampah kita...tanggungjawab kita. Jangan banyaj alasan. Dengan membuang sampah pribadi ke tempat sampah yang sudah disediakan, maka taman kota menjadi nyaman dan bebas sampah.

Tips Senam di Rumah untuk Orang Sibuk

in , by Rizka Amita Ridwan, September 07, 2021






Ada yang pernah merasa gemuk? Merasa ukuran baju makin besar? Kalau pernah...tandanya kita sama. Mak, ada yang cita cita langsing tapi hobi makan? Kalau ada...kita sejenis. Mak,  ada jugakah yang gak tega sama sisa makanan anak? Kalau ada, mari bikin grup WA. Mak seluruhnya, adakah yang  jarang senam? Kalau begitu, kita sama lagi, hehehe.

Apa Marimar? Senam? Lu gak tahu  aku sibuk? Pagi siang malam urus anak dan keluarga? Mana sempat mau senam? Apalagi kalau ke sanggar keluar rumah, makin gak sempat ya kan? Ini jawaban seseemak sebut saja namanya Bunga, saat ditanya kenapa gak sempat olahraga (padahal hari hari punya waktu dua jam buat internetan).

Selalu ada alasan. Mau nge-gym itu butuh biaya bulanan, belum baju senam yang  harganya lumayan, belum dress code kalau arisan anggota senam. Sementara diri ini, dari segi dana dan waktu, masih kurang. Kadang dana ada, waktu ada. Eh, bayi kecil tak bisa ditinggal. Maunya nemplok emaknya seharian. Kan susah keluar rumah? Belum antar jemput anak, belum urus rumah, belum masak, belum jadwal kelonan. Belum kalau kerja. Ada juga yang ada waktu, dana tidak ada. Nah, kondisi tiap orang beda beda .  Kalau aku, kadang di kondisi pertama, kadang kedua.

Untuk Mak sekalian yang ada di kondisi pertama ataupun kedua, sini Mak. Aku punya tips untuk senam dirumah.  Cukup sepuluh menit sehari, empat sampai lima kali seminggu. Kalau ini sudah rutin, patenlah. Tidak perlu satu jam sehari kalau waktu kita terbatas.  Yang realistis saja. Apa tipsnya? Senam modal Youtube, cocok untuk orang sibuk.

Zaman online begini, HP jangan cuma dipakai bergosip,  unfaedah. HP bisa juga dipakai untuk cari video senam ringkas yang bisa dipraktekkan di rumah. Tapi susah cari video yang sesuai? Ini ada beberapa video instruktur senam yang recommended buat kita. Dengan rentang waktu sepuluh sampai lima belas menit, minim high impact, dominan low impact, video senam kali ini cocok banget untuk Mamak yang bertubuh semok dan susah lompat seperti aku. Siapa saja? Ini dia.

1.  Berty Tilarso
2.  Feni Rose
3.  Fesya Sahara
4.  Skwad Fitness
5.  Yulia Baltschun
6.  Denise Austin
7.  Keaira Lashae
8.  Tiffany Rothe
9.  Amy Wong
10. Leslie Sansone
11.Jessica Smith
12.Linda Edler
13.Sunny Funny Dance

Nama nama di atas adalah para instruktur senam yang tak diragukan lagi. Tinggal ketik di kolom pencarian, Berty Tilarso sepuluh menit,  akan muncul videonya. Poin satu sampai sembilan sangat bagus untuk pemula karena mereka punya video low impact. Selain itu mereka juga punya video untuk tingkat lanjut berdurasi di atas tigapuluh menit Kalau kita sudah lancar dan sudah rajin mengikuti setidaknya salah satu instuktur senam yang sepuluh menit selama sebulan, rutin tiga sampai empat kali seminggu, tandanya sudah boleh meningkatkan intensitas. 

Apa maksudnya? Maksudnya adalah, yang tadinya rutin sepuluh menit sehari, bisa diperpanjang ke lima belas menit sehari. Cari saja videonya masih dari instruktur yang sama. Dulunya sepuluh menit sehari, tiga sampai empat kali seminggu, sekarang jadi lima belas menit sehari, tiga sampai empat kali seminggu.

Ini rutin, sudah bagus. Kita olahraga dengan durasi yang realistis. Tapi ya itu...alokasi waktunya harus ketat. Aku juga tak bisa satu jam sehari olahraga, jadi aku tidak menyarankan itu, hihihi.

Target awal olahraga sepuluh menit sehari adalah sehat, mencegah penyakit. Kalau sedang diet dan mengurangi berat badan, sepuluh menit sehari rasanya kurang, kecuali diikuti dengan defisit kalori. Kapan waktu bagus untuk senam? Idealnya pagi. Tapi bisa juga siang atau sore.

Kalau punya bayi ASI dan tak bisa dilepas bagaimana? Ya dilatih, disusui sebelum senam. Bayi bisa dilatih menunggu sebentar, hanya sepuluh menit tak lama.

Oh ya. Senam di YouTube itu, latar lagunya macam macam.  Kalau Mak suka irama asli Indonesia, bisa pilih Berty Tilarso,  Fenny Rose, Fesya Sahara. Kalau suka nada saja tanpa lagu, bisa pilih Yulia Baltschun, Skwad Fitness, Leslie Sansone, Denise Austin, Tiffany Rothe, Amy Wong. Kalau suka lagu barat yang rada nge beat ala ala rapper, bisa pilih Keaira Lashae. Kalau suka zumba, bisa pilih Keaira Lashae dan Linda Edler . Kalau suka lagu Korea sekaligus Zumba, bisa pilih Sunny Funny Dance. Senam di rumah apa harus pakai baju senam? Tidak dong. Pakai daster juga bisa.

Untuk yang tak suka lagu, ada opsi juga. Kecilkan suara, hanya ikut gerakan senam. Tapi, satu poin penting, namanya video senam kan bajunya minimalis. Sebaiknya cari tempat yang tak dilewati suami atau anak laki.  Atau senam di waktu rumah sepi. Jadi kita menjaga pandangan mata Ayang Beb juga. 

Oh ya. Di awal awal senam, jika badan terasa lelah, istirahat sebentar. Turunkan intensitasnya. Misal di You Tube lompat lompat, kita jalan cepat. Atau di YouTube jalan cepat, kita jalan lambat. 

Pengalaman pribadiku dulu, pernah asam urat. Suami juga kolesterol tinggi.  Soalnya aku kegemukan dan tidak jaga makan. Ke dokter sudah. Karena ini masih gejala awal, kami memilih untuk olahraga dan jaga makan. Alhamdulillah lima tahun setelah itu, penyakit ini belum pernah kumat lagi. Tapi ini hanya untuk penyakit ringan gejala awal ya. Kalau sudah berat, ya harus konsul ke dokter. Berhasil di kami belum tentu bisa berhasil di orang lain.

Sekian tips retceh dari author. Di tengah virus Corona, olahraga juga meningkatkan imunitas kita.  Karena keluarga butuh kita. Yuk olahraga, sepuluh menit sehari, cukup. 

Bekasi, 10 Maret 2020
Rizka Amita Ridwan
Penulis Buku 'Yes, You Can. Diary ASI Ibu Baru dan Perjuangan Menghadapi Babyblues.’
Bitread.

Pemesanan buku bisa via WA 0877 75640471.
Bisa dari sopi harga 50k.

.
© Tempat Lihat Suka Suka · Designed by Sahabat Hosting