Sembilan Tips Berhasil ASI di Masa Pandemi

in , by Rizka Amita Ridwan, September 07, 2021



Sumber foto: Koleksi pribadi



 
Adakah teman yang sedang hamil anak pertama, akan melahirkan sebentar lagi, dan ekonominya sedang sulit? Kehilangan pekerjaan? Pendapatan menurun? Lalu apa hubungannya dengan tema yang akan kutulis? Mari kita bahas pelan pelan ya.


Setiap orangtua pasti ingin yang terbaik bagi anaknya.  Bagi ibu baru, juga ingin agar anaknya mendapat ASI. Tapi, niat ber-ASI tak semudah buka kancing baju langsung lep.  Kebanyakan dari mereka, memperoleh ASI dengan perjuangan. Bagi ibu ibu yang anaknya sufor, tapi ekonominya cukup, Alhamdulilah. Mudah mudahan Allah mudahkan rezekinya buat beli susu anak, ya Mak. Tapi buat calon ibu yang ekonominya sulit,  jadikanlah itu motivasi supaya anak kita bisa ASI. Harga susu formula mahal. Dan akan makin terasa di saat begini.

Banyak ibu yang berhasil ASIX untuk anaknya. Jadi sebenarnya aku cuma menulis ulang, hihihi. Berikut tips 'Berhasil ASI di Masa Pandemi'. Kalau Bunda lainnya mau melanjutkan, boleh banget.

1. Doa.
ASI itu ciptaan Tuhan. Mintalah dengan sungguh sungguh pada Tuhan. Mau kita jungkir balik menerapkan teori ASI apapun tapi kita lupa berdoa, pasti gagal. 

2. Sabar
Sedikit ibu baru, melahirkan dengan kondisi lapang. Punya pembantu, didukung suami, mertua, ibu kandung, dan keluarga. Empat puluh hari kerjanya cuma urus anak. Tapi kita berbeda. Keluarga kita sederhana, pulang dari rumah sakit, cuma bisa istirahat dua hari. Marah? Untuk apa? Mengeluh bukan solusi. 

Sabar adalah kunci utama untuk bisa ASI. Ada yang cepat, ada yang lama. Andai kita menyerah di tengah jalan, padahal bisa berhasil, kan sayang. 

Kami berhasil relaktASI di hari ke dua puluh. Andai kami menyerah di hari ke sembilan belas, entah apa yang terjadi. 

3. Banyak membaca
Membaca ini maksudnya bagaimana? Membaca buku, atau baca media online? Tergantung kenyamanan masing masing. Untuk tema tertentu yang sama sekali baru dan akan ku alami, biasanya aku lebih suka baca buku daripada media online. Kalau di buku, pembahasannya lebih luas. Harus punya berapa buku? Sesuaikan dengan budget saja. Aku pernah dapat buku tebal dan bagus tentang kehamilan, seharga sepuluh ribu rupiah. Kata SPG nya itu buku dijual karena tinggal satu. Buku baru pula, Alhamdulillah. Di Marketplace banyak buku bagus, baik baru maupun bekas. Tinggal sesuaikan dengan budget ya.  Jangan sampai karena beli buku, malah tidak makan.

4. Banyak bertanya
Maksud bertanya di sini adalah bertanya pada orang orang terdekat kita. Terutama ibu sendiri. Tanya bagaimana caranya dulu menyusui kita. Orang dulu punya anak banyak. Hebatnya anaknya semua ASI. Persiapkan mental juga ketika akan bertanya ke orang yang sudah berhasil. Kadang jawaban mereka membuat kita down. Tapi pilah pilih jawaban yang menambah semangat.

5. Belajar sebelum anak lahir.
Menyusui itu, bukan sulap. Bukan hal mudah yang bisa 'dari sananya'. Ada ibu yang anak pertama lahir, ASI nya langsung lancar. Tapi banyak juga yang harus berjuang dulu baru bisa ASI. Kalau aku dulu, dua puluh hari baru lancar. Selain menguras emosi, betul betul bikin  mata panda karena sering begadang. Belajar menyusui ini, ada yang cepat ada yang lama. Yang sehari bisa, ada. Yang seminggu bisa, ada. Yang sebulan bisa juga ada. Penting bagi kita untuk tahu ilmunya. 

Jadi saat bayi lahir, kita tidak berasumsi. Kalau tahu bahwa ASI akan cepat diserap dan bayi cepat lapar, kita tidak akan bingung saat bayi rewel. Jika tahu bahwa nangis tak selalu tanda lapar, kita tak akan berpikir ASI ku kurang, apalagi sampai memberi makan bubur pada bayi baru lahir . Bayi belum bisa bicara, jika tak nyaman, dia cuma bisa menangis. 

Poin penting disini adalah, waktu untuk belajar yang paling tepat itu sebelum anak lahir, karena waktu kita cukup lapang. Kalau kita baru belajar setelah bayi lahir, pasti kewalahan. Kok tahu? Soalnya aku dulu begitu, hiks. Cukup aku saja yang telat belajar, kamu jangan. 

6. Faktor ekonomi.
Suami dirumahkan, gaji hanya setengah atau tak ada sama sekali. Istri tidak bekerja. Cuma ada tabungan sedikit. Ayo jadikan ini alasan untuk kita belajar. Aku juga dulu menjadikan ini salah satu alasan supaya bisa ASI. Panjang ceritanya, pokoknya saat itu memang sulit. Harga susu formula sekaleng yang sedang, bisa seratus lima puluh ribu. Sebulan perkiraan kebutuhan sufor anak,  bisa sejuta. Sementara nol pemasukan. Berbekal doa dan tekad, aku relaktASI. Akhirnya berhasil. Selamat dompet Mamak. 

Memilih untuk sufor kalau dananya ada, Alhamdulillah. Tapi memilih untuk sufor kalau dananya tidak ada, itu bahaya. Jadi supaya bisa ASI, maka kita harus berusaha dua kali lipat dari orang orang. Berusaha sampai bisa.

7. Anak pertama sufor, anak kedua bisa ASI.
Anak pertama lahir saat ekonomi cukup. Jadi memutuskan sufor tanpa kendala. Anak kedua lahir saat  pandemi, suami di PHK. Anak kedua tetap bisa ASI ya Mom. Yang penting banyak doa dan belajar. Kamu bisa. Semangat. 

8. Sugesti
Sering bersugesti bahwa 'Aku bisa, kami bisa. Ini mudah, ini alami.' Kalau kita berpikir positif, hasilnya juga positif, tubuh juga bisa bekerjasama. Ada istilah Hypnobreastfeeding. Sejenis mensugesti diri kalau kita bisa menyusui anak. Bisa search ya Mom. 

9. Gabung di support grup menyusui.
Zaman sekarang, support grup menyusui di dunia Maya, sangat banyak. Tinggal pilih ya. Di grup kita bisa saling support. Di grup ada nakes dan konselor juga. Melihat banyak yang berhasil ASI, sedikit banyak pasti menular ke kita. 

Ok. Sekian tips retjeh dari Mamak. Semoga Pandemi ini segera berlalu. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Semoga yang sakit apapun segera sembuh, Aamiin.

Rizka Amita Ridwan
Penulis Buku 'Yes You Can. Diary ASI Ibu Baru dan Perjuangan Menghadapi Babyblues."
Bekasi, 1 Mei 2020
SHARE 0 comments

Add your comment

Terimakasih telah singgah di rumahami. Mohon tidak meninggalkan link di kolom komentar. Admin menerima endorse dan kerjasama.

© Tempat Lihat Suka Suka · Designed by Sahabat Hosting