Melanjutkan part 1 ya Mom. Begitu kami memasuki MRT, ternyata sunyi. Iya juga sih, karena hari Minggu. Mengingat Jakarta saat itu sedang PPKM level 2 maka bisa dipastikan hari kerja juga sunyi.

Di dalam MRT ada beberapa hal yang wajib dipatuhi penumpang. Antara lain :

  1. Dilarang berbicara
  2. Dilarang bawa hewan peliharaan.
  3. Wajib mendahulukan penumpang yang keluar, baru kita masuk.
  4. Wajib memprioritaskan lansia, wanita hamil dan busui, juga anak kecil.
  5. Sepeda boleh masuk tapi khusus sepeda lipat
  6. Dilarang membawa makanan atau apapun berbau menyengat.
  7. Dilarang membawa benda berbahaya. Penumpang yang nekat bisa terdeteksi karena ada metal detektor di setiap stasiun MRT. Ada pengawasan polisi juga.
Jujur, aku kan baru pertama sekali naik MRT. Jadi di dalam MRT kami sempat ngobrol. Lalu kami ditegur petugas. Berhubung memang kita yang salah ya kita patuh kan? Sekitar sepuluh menit naik MRT dari Stasiun Lebak Bulus, akhirnya kami sampai di GBK. Tapi nama yang tertulis bukan GBK, melainkan Istora Mandiri.

Awalnya aku sempat searching kalau jalan dari pintu keluar stasiun MRT ke GBK itu jauh, ternyata dekat. Begitu keluar, kami langsung bertemu dengan gerbang nomor lima GBK pas depan hotel Ritz Carlton. Alhamdulillah sampai di GBK. Langsung deh olahraga tipis-tipis.

Dua anakku main sepeda dan sepatu roda. Aku dan suamiku jogging sambil sesekali lirik anak-anak. kalau aku tentatif. Kadang sambil jaga tas juga, xixixi. Oh ya jangan lupa bawa bekal kalau jalan ke GBK ya. Habis olahraga biasanya lapar. Kalau mau makan di GBK juga bisa, banyak pedagang makanan disana.













































Assalamualaikum sahabat rumahami. Kali ini aku akan sharing pengalamanku beserta keluarga, jalan-jalan dari kota Bekasi ke GBK naik MRT. Kota Bekasi itu luas.  Tidak cuma Bekasi Utara, Bekasi Timur, Bekasi Selatan, dan Bekasi Barat. Ada juga kecamatan Jatiasih, Jatisampurna, dan Medan Satria. Nah, rumah kami terletak di Kecamatan Jatisampurna. Selain kota Bekasi, ada juga kabupaten Bekasi. 

Sedangkan GBK itu, kepanjangan dari Gelora Bung Karno. Lalu apa itu MRT? MRT sebenarnya kepanjangan dari Moda Raya Terpadu. Adapun pengelolanya adalah PT Mass Rapid Transit Jakarta 

Seperti dilansir situs resmi MRT Jakarta, PT Mass Rapid Transit Jakarta merupakan perusahaan berbentuk badan hukum perseroan terbatas di mana mayoritas sahamnya milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Perusahaan ini berdiri pada 17 Juni 2008 dengan tujuan pengusahaan dan pembangunan sarana dan prasarana MRT, pengoperasian dan perawatan (operation and maintenance/O&M) prasarana dan sarana MRT, serta pengembangan dan pengelolaan properti/bisnis di stasiun dan kawasan sekitarnya, serta Depo dan kawasan sekitarnya (detikNews 01 Okt 2021, 14.57).

Selama tinggal di Bekasi dua tahun lebih, sudah tiga kali kami ke GBK. Nah, naik MRT inilah yang ketiga. Dua kali sebelumnya naik mobil. Hari itu tanggal 30 Januari 2022. Tanggal 29 malamnya, aku dan suami menyusun rencana rute mana saja yang kami lalui. Awalnya kami berencana, untuk naik angkutan umum dari rumah, menuju stasiun Lebak Bulus. Niatnya sekalian bawa anak anak.  Ternyata rutenya jauh, sekitar 17 km dari rumah, akhirnya opsi dikembalikan ke awal. Kami ke stasiun Lebak Bulus naik mobil, lalu naik MRT dari stasiun MRT Lebak Bulus.

Kenapa kami memilih stasiun MRT Lebak Bulus? Karena ternyata, dari beberapa parkiran mobil terdekat ke stasiun MRT, yang buka dan tutup lebih lama di masa pandemi, ya parkiran mobil Lebak Bulus ini. Namanya tinggal di Ibukota, jadi sebelum kemana-mana wajib searching dulu ya kan. Di sini kalau nyasar ga main-main. Mutarnya jauh dan tambah biaya. Poin terakhir yang paling penting, xixixi. Awalnya aku berpikir, dari parkiran mobil stasiun MRT Lebak Bulus, ke Lebak Bulus Grab itu, dekat. Ternyata harus jalan lagi sekitar lima menit. Gakpapalah jalan kaki. Hitung hitung olahraga.






Disini aku jelasin ya. Nama tempat parkir kendaraan yang dekat Lebak Bulus adalah Park & Ride MRT Lebak bulus. Sedangkan nama Stasiun MRT Lebak Bulus adalah, Lebak Bulus Grab. Di Park & Ride MRT Lebak Bulus, hanya dikenakan biaya Rp 2.000,- untuk sepeda motor, dan Rp 5.000,- untuk mobil, seharian. Tapi ingat ya, disini kendaraan tidak boleh menginap. Hanya dibuka saat jam operasional MRT dari Jam lima pagi sampai jam 10 malam.
 
Adapun biaya tiket naik MRT itu bervariasi. Beda-beda sesuai tempat naik atau turun kita. Kami naik dari Lebak Bulus Grab ke Istora Mandiri atau GBK, jadi per orang Rp 11.000,- kali 4, Totalnya 44k. Pulang pergi kami total 88k.

Anak-anak excited waktu kami menunggu kedatangan MRT.  Karena jujur ini pertama kali kami naik kereta api cepat. Pas kereta apinya sudah datang, aku semakin kagum. Sudah terbayang akan menulisnya di blogku karena moda transportasi yang dikelola badan usaha daerah DKI Jakarta ini, sebersih dan serapi itu. Sementara ini dulu tulisannya ya. Akan berlanjut di part 2 karena memang lumayan panjang.





Resep Daun Ubi Tumbuk Khas Batak

in , by Rizka Amita Ridwan, Februari 07, 2022






















Assalamualaikum teman-teman. Kali ini aku akan share resep Sayur Daun Ubi Tumbuk. Di Medan, daun singkong disebut sebagai daun ubi. Singkongnya, disebut Ubi. 

Oh ya. Resep ini baru berani aku eksekusi setelah sekitar delapan tahun menikah. Apa? Delapan tahun? Iya. Zaman punya anak kecil, aku masak yang simpel. Malah lebih sering katering sampai anak usia enam bulan. Setelah enam bulan dan anak mulai MPASI, barulah aku masak.

Waktu tinggal di Medan, gampanglah cari menu sesuai lidah. Tapi begitu merantau, ternyata sulit.

Disinilah kekuatan itu muncul.  The Power of Kepepet bikin Emak emak yang ga bisa masak, jadi bisa masak. 

Mirip Superman. Dia selalu jadi kuwat bila kepepet. Mana pernah dia ganti kostum di keramaian atau di ruang ganti. Pasti dia ganti kostum secara mendadak, lalu dia cari tempat sedapatnya buat ganti baju. Kadang tersorok di belakang toilet. Itu disebut kepepet, kawan. 

Namun disayangkan, karena kepepet itu, dia keliru memasang semfak yang harusnya di dalam, malah di luar. Memang kepepet itu ga ada bagus bagusnya. Scene salah pasang ini, bikin kesel. Tapi tetap dong, jadi penonton setia, xixixi.

Jadi Bu Ibu Pak Bapack, kalau kepepet, bayangin saja Superman. Walaupun kepepet membuat dia jadi setrong membasmi kejahatan, jangan sampe apa yang harusnya didalam, malah kepasang di luar.

Ok, mari (sok) serius lagi. Pas aku lihat di Gugel, ternyata daun ubi tumbuk ini tak cuma dari Batak. Tapi ada khas Dayak. Ada juga khas Makassar, Sulawesi Selatan. Di Makassar, dinamakan sayur Tuttu. Rasanya sama semua,  enak! Kebayang kan aroma daun ubi yang ditumbuk, bersatu dengan santan dan bumbu rempah? Alhamdulillah. Aku pernah makan sayur Tuttu waktu tinggal di Makassar. Adapun pembeda sayur daun ubi tumbuk khas Batak dengan khas Dayak dan Makassar adalah, adanya kincung atau kecombrang di daun ubi khas Batak. 

Zaman dulu, daun yang ditumbuk pakai lesung. Tapi di resep ini aku pakai blender. Terimakasih banyak untuk pencipta blender. Aku padamu pokoknya. 


Sekarang aku rincikan satu persatu bahannya ya.

Bahan:

- Satu ikat besar daun ubi, sekitar Rp 5.000,-.

- Daun kunyit selembar (opsional)

- Santan Kara kecil, 1-2 bungkus tergantung selera. 

- Air secukupnya.

- Ikan teri sebagai perencah/pewangi, 2 sendok makan.


Bumbu Halus

- Bawang merah 8 siung

- Bawang putih 3 siung

- Jahe seruas jari

- Kunyit seruas jari

- Cabe merah keriting 8 biji.

- Kincung atau kecombrang, 2 buah. 


Cara buat:

1. Daun ubi dipisahkan dari batang, dicuci. Lalu digunting/dirobek agak kecil. 

2.     Masukkan ke blender secara bertahap. Jangan sekalian. Siapkan segelas air              kecil untuk proses                blender ini. Nantinya air campuran dari blender            jangan dibuang ya. Dimasukkan ke gulainya.                  Blender jangan halus.          Kira kira selebar biji jagung.  

3. Sementara itu, haluskan bumbu. Masak beserta segelas air putih. 

4. Setelah air mendidih, masukkan daun ubi yang telah diblender tadi, beserta              airnya. 

5. Tambahkan ikan teri. 

6. Memasak daun ubi  memang lama. Bisa sepuluh  menitan api sedang. Jadi               sebaiknya, santan                  dimasukkan terakhir setelah daun ubi  agak               lembut.  Supaya bisa disambi masak yang lain. 

7. Iris kincung yang sudah dicuci bersih. Masukkan ke daun ubi saat hampir                  matang. Ada juga yang            suka memasukkan irisan kincung sejak awal.

8. Masukkan santan kara

9. Masukkan garam

10. Tambah air jika perlu. Total air +santan, maksimal setinggi sayur. Boleh kurang           tapi jangan lebih.

11. Masak sampai semua tercampur rata dan mendidih. 

12. Tes rasa. Sajikan hangat.


Demikian resep dari aku. Biasanya Sayur daun ubi tumbuk, enak dimakan bersama ikan goreng dan sambal terasi. Enak juga disajikan bersama sambal teri kacang. Apalagi ada ikan asin. Makin lezat rasanya. 

Teman-teman apa nama olahan Sayur khas daerahmu? Sharing yuuuk. 

© Tempat Lihat Suka Suka · Designed by Sahabat Hosting