Ada
orang dengan tipe jualan palugada, sukses di semua bidang. Sementara aku,
mencoba palugada, tapi gagal. Arti gagal disini tidak selalu berakhir dengan kerugian.
Menjalani usaha dengan setengah hati, juga membuatku merasa gagal.
Lho, kok bisa menjalani usaha setengah hati? Iya. Karena passionku bukan di situ. Passion adalah sesuatu yang kita merasa senang melakukannya, baik senang maupun susah. Segera kuingat, ada satu hal yang rutin kulakukan dari dulu sampai sekarang. Menjadi semacam kebutuhan. Yaitu menulis.
Minimal
dua hari sekali aku menulis, entah di Facebook, atau di HP. Kadang ikut grup
penulis cerita anak, walau masih amatiran. Aku suka artikel non fiksi. Berharap
sambil menulis juga bisa memberi sedikit manfaat untuk pembacanya.
Oh ya,
aku sudah menulis buku Solo yang berjudul ‘Yes, You Can. Diary ASI Ibu Baru dan
Perjuangan Menghadapi Babyblues.”
Buku
ini berisi, kisahku waktu berusaha memberikan ASIX untuk anak sulung kami. Ternyata
menyusui tak segampang buka kancing baju. Ada hal yang lebih kompleks. Di saat
yang sama kami juga diuji dengan masalah ekonomi. Alhamdulillah semua sudah
lewat. Banyak orang bilang aku tidak bisa menyusui, Alhamdulillah akhirnya
bisa.
Kembali
ke tema awal ya. Nah, sebelumnya kan aku sudah katakan aku ingin jadi bakul
makanan karena di masa pandemi begini, produk makanan laris. Tapi aku tak diizinkan.
Kata
suamiku, aku ini tipe mood swing kalau masak. Kadang enak banget. Kadang biasa saja. Kadang tidak enak. Sementara kalau jualan kan harus enak terus. Standarnya
ada. Apalagi kami punya dua anak usia SD yang sedang butuh perhatian emaknya. Pada
akhirnya aku harus memilih. Berharap akan ada masanya aku jual makanan buatan
sendiri. Dan itu bukan sekarang.
Ditengah
kebingungan, Masyaa Allah, lewat sebuah artikel saat aku sedang scroll FB. Ada
beberapa profesi yang bisa dilakukan ibu Rumah Tangga. Salah satunya adalah, menjadi penulis
di blog.
Aku
terkejut. Ternyata inilah yang seharusnya kulakukan. Kenapa aku tidak mencoba jadi
blogger? Selain menyebarkan ide, blog bisa juga jadi tempat jualan. Aku jadi semangat.
Langsung
ku japri seorang teman, lalu bertanya. Lebih tepatnya curhat. Dan saran dari
dia adalah, iya Mi, jadi blogger aja!
“Tapi
aku ragu, bisa apa enggak. Sepertinya jadi blogger itu sulit.” jawabku.
“Sudah
coba aja. Kamu bisa ikut komunitas untuk jadi blogger. Yang penting rajin
nanya, rajin nulis, Insya Allah Kamu bisa!”
Maka
aku mulai nge blog lagi, Ditambah dukungan suami. Yang penting harus serius dan
bermanfaat, katanya.
Setelah
bicara dengan seorang teman lagi,
kuberanikan beli domain sendiri. Walau di awal rada gaptek.
Alhamdulillah juga di grup WA kami, blogger yang senior mau memberi saran
kepada newbie.
Pas sekali
waktu ada promo buku ‘Ngeblog dari 0 nya IIDN,” Aku langsung ikut PO. Aku ingin
segera membacanya.
Kedepan,
semoga dengan mengikuti kelas ‘Ngeblog dari 0 IIDN, bisa melatih konsitensiku menulis.
Berada di antara sesama blogger pemula membuatku berani, karena kami sama-sama
belajar. Terimakasih IIDN.
Rizka Amita
Penulis Buku, "Yes, You Can! Diary ASI Ibu Baru dan Perjuangan Menghadapi Babyblues."
Bekasi, 20 Oktober 2021
Add your comment
Terimakasih telah singgah di rumahami. Mohon tidak meninggalkan link di kolom komentar. Admin menerima endorse dan kerjasama.