Assalamu'alaikum sobat rumahami, kali ini lanjutan dari part 2 sebelumnya ya. Di part 2 ada empat tips yaitu :
- Berdoa
- Makanan homemade.
- Fokus, dan
- Jangan sambil nonton atau main HP
Di grup ibu menyusui, kadang ditemukan ibu dengan anak usia setahun ke atas, yang susah makan. Ditelisik, ternyata si anak masih dominan ASI/sufor daripada makanan padat. Di atas umur setahun, kita sudah bisa mengatur jam makan anak ya Bun. Setidaknya di jam makannya, jangan ada ASI/Sufor. Di luar jam makan mah, bebas. Di atas umur setahun, adalah tahap penting untuk mengenalkan makanan padat ke anak. Kebutuhan anak terhadap makanan padat sudah lebih besar, daripada makanan cair.
Begitupun, tetap ada anak yang sampai umur empat atau lima tahun, hanya minum susu tanpa makan berat. Trully, selama tidak ada indikasi medis yang menyebabkan anak makan minum dalam bentuk cairan, jangan lakukan itu.
6. Makan setelah mandi.
Begini sobat rumahami, pernah gak kita melihat, atau melakukannya ke anak sendiri. Anak pagi-pagi baru bangun, badannya berkeringat. Popok atau pampersnya dari malam belum diganti. Dia juga masih ngantuk. Lalu disodorin semangkok makanan. Kita sendiri coba bayangkan. Baru bangun, badan tidak segar, belum sikat gigi, hawa bau naga, belum sadar betul, pas buka mata langsung disodori sepiring nasi, bisa gak nasi itu kemakan? Kemungkinan besar, enggak. Kalaupun mau, habisnya lama.
Jadi, ayo dicoba. Sebelum makan, mandikan anak. Kalau umur satu tahun kan sudah bisa mandi air dingin. Begitu dia bangun, langsung mandikan. Jika anak mandinya air hangat, berarti air hangatnya sudah tersedia sebelum si anak bangun.
Anak sudah mandi, badannya segar, apa mau makan? Apa lama? Namanya mengajarkan kebiasaan baik pasti perlu waktu. Konsisten seminggu aja melakukan ini, akan ada hasilnya.
Dikatakan konsisten jika, selain makan sesudah mandi, konsisten juga bagi ayah/bunda/pengasuhnya, untuk tidak beraktivitas lain saat memberi makan anak. Tidak main hp, tidak sambil nyuci, bukan sambil nyapu.
Lalu bagaimana dengan beberes rumah? Kalau pagi ya harus urus makan anak dulu. Beberes dinomorduakan. Cuekin dulu cucian yang menumpuk, piring kotor, kain di jemuran.
Percaya deh, lama anak makan setelah dia dimandikan, lebih cepat dibandingkan durasi anak makan pas baru bangun. Tapi semua bertahap ya. Tidak bisa instant jadi kita perlu sabar juga.
Pengalamanku pas anak pertama susah makan. Maka di anak kedua aku tak mau mengalami ini lagi. Selain tanya ke orang sekitar, juga membaca buku baik online maupun buku beneran. Alhamdulillah si anak pertama sekarang doyan makan.
7. Menu lengkap atau seadanya?
Lihat situasi juga. Sebaiknya menu lengkap yang terdiri dari karbo, protein dan serat. Tapi, kan kita juga selaku ibu ibu kadang gak selalu bisa. Waktu anak masih makan bubur, idealnya pagi-pagi buburnya sudah dimasak. Jadi mau tak mau emak mesti bangun pagi sebelum anaknya bangun.
Tapi,kalau emak bangun kesiangan, ya tidak harus maksa pagi anak makan menu lengkap. Bisa sediakan bubur instant. Tapi balik lagi, untuk bubur instant ini dibatasi maksimal berapa kali dalam seminggu. Lalu makan siang dan sore si bayi makan bubur yang homemade. Andalanku setelah anak makan nasi, pagi makan nasi telor ceplok, siang baru menu lengkap ada ikan dan sayur.
8. TegaS
Apa itu TegaS? TegaS adalah singkatan dari Tega karena Sayang.
Membiasakan anak makan adalah hal baik yang akan dibawa seumur hidup. Selama anak tidak ada penyakit tertentu, jika anak nangis...biarkan.
Jika anak minta susu/ASI terlebih di jam makannya, untuk anak di atas usia satu tahun, tahan. Anak bebas minum ASI/susu di luar jam makan. Tapi tidak di jam makan. Antara anak dan kita. Kitalah yang dewasa. Anak anak kan memang otaknya belum sempurna. Jadi jangan kalah dengan anak.
Jika anak tantrum, selama tidak membahayakan diri, biarkan. Tidak akan menuruti anak yang tawar menawar untuk makan. Misal, mau makan sambil nonton, mau makan jika diajak ke ke minimarket/mal, jika dibawa ke taman, jika sambil motoran, dan jika-jika lainnya.
9. Menu beda setiap hari
Dengan adanya menu yang berbeda setiap hari, anak-anak akan penasaran. Apalagi jika makan bareng keluarga. Menu berbeda tidak harus mahal. Misalnya hari ini ikan sambal dan sayur, besok ikan pindang dan sayur, ayam, dan udang. Jenis ikan banyak banget jadi lauk ikan dalam seminggu bisa 3-4 kali.
Spesial untuk telur sebagai makanan idola sedunia yang gampang buatnya, jangan diberi di tiap waktu makan ya Mom. Jadi telur itu hanya muncul sebagai lauk sekali sehari saja. Lidah anak kita juga perlu merasakan aneka ragam rasa. Kasihan kalau dia cuma suka lauk tertentu. Ada masanya dia minder.
Nah, anak balita di atas dua tahun, sudah bisa banget, makan jenis makanan yang sama dengan AyahBundanya. Jadi tidak ada cerita misal AyahBunda makan ikan goreng dan sayur, anak lauknya sosis atau nugget pagi siang malam. Tidak ada lagi juga cerita, misal kita sedang jalan jalan ke rumah saudara atau makan di resto seafood, anak minta digorengkan telor ceplok atau ayam goreng. Tidak ada.
Dia makan apa yang ibu masak. Kalau kemudian anak tidak suka pedas, tidak apa. Yang penting menu dia sama dengan kita. Pada akhirnya poin ini mengajarkan kepada anak untuk belajar bersyukur pada Tuhan. Memakan apa yang terhidang. Jangan mencari yang tidak ada.
Tinggal nanti dilihat jika ada alergi pada makanan tertentu, bisa konsul ke dokter.
10. Porsi sesuai umur
Menyajikan makanan pada anak tidak bisa sekaligus banyak. Coba sedikit dulu, jika anak minta lagi, baru ditambah. Anak akan bersemangat melihat bahwa dia bisa menghabiskan makanan porsi kecil di piringnya.
Menyajikan makanan dalam porsi besar yang tak mampu dia habiskan, bisa membuatnya trauma lalu menolak makan.
Setelah beberapa kali makan, kita bisa tahu takaran makan anak.
11. Makan Bareng Yuuuk
Sebenarnya ini cara paling cepat kalau mau anak doyan makan. Anak adalah peniru ulung. Jadi ketika dia melihat ayah bundanya makan di depan dia, dia juga bisa lahap. Berkebalikan jika anak disuruh makan, tapi ayah bunda atau pengasuhnya, malah main HP, atau mondar mandir sambil nyapu rumah. Siapa yang dia contoh? Tidak ada.
Apakah aku selalu berhasil? Tentu tidak! Kadang mood naik turun, tapi ya dijalani saja.
Kadang aku capek. Kemarin anak sakit atau ayahnya sakit. Atau ada acara. Tak selalu bisa sesuai harapan. Setidaknya kita punya rule yang jadi target. Bisa skala 7 dari 10, sudah bagus.
Akhirnya aku jadi ingat ke anak pertama yang sempat picky Eater. Di part sebelumnya aku pernah cerita, kalau aku masak SOP ayam, anakku yang kala itu umur tiga tahun, ga mau makan. Disuapkan pun ga mau.
Eh pas ada saudara datang, dia malah minta makan. Menunya tetap sama. Tapi anakku itu dibiarkan makan sendiri oleh saudara, sambil diajak cerita.
Beda banget dengan ibunya, yang kalau nyuapin makan sambil merepet yang lebih kurang kalimat, "Kamu gimana sih? Ini kerjaan Bunda masih banyak. Mau nyuci, masak, nyapu rumah, cepat makannya!" Kira-kira kalau begini, anak jadi mau makan apa gimana?#nunjuk diri sendiri😑
Jadi yang masalah, bukan makanannya, bukan orangnya. Tapi cara kita yang salah. Mari kita perbaiki.
Semua butuh proses. Berdoa juga, usaha juga. Lebih bagus lagi kalau 11 cara ini dilakukan bersama suami istri. Bikin anak berdua, ngurusnya juga sama-sama, ya khan?
Karena memang segala urusan kita serahkan pada Allah. Maka urusan anak yang susah makan ini, juga kita minta pertolongan Allah. Kita berdoa supaya ini berhasil.
Rizka Amita, Ibu dua anak.
Menulis untuk belajar